Di balik keindahan dan kelembutan kelinci, terdapat potensi bisnis yang menjanjikan. Salah satu peternak yang sukses mengembangkan usaha kelinci pedaging adalah Mas Anto, pemilik peternakan di Desa Kaliabu, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Melalui wawancara eksklusif bersama Aditya Hadi dari Tanjung TV, Mas Anto membagikan rahasia suksesnya dalam budidaya kelinci pedaging.
Pilihan Jenis Kelinci Pedaging
Mas Anto memulai dengan menjelaskan jenis kelinci yang dibudidayakannya, yaitu jenis Haila dan New Zealand. Kedua jenis ini dikenal memiliki kualitas daging yang baik dan cocok untuk dibudidayakan dalam skala kecil maupun besar. "Untuk budidaya, kami fokus pada tiga jenis ini karena mereka memiliki tingkat pertumbuhan dan kesehatan yang optimal," kata Mas Anto.
Lahan dan Kandang
Salah satu keunggulan budidaya kelinci adalah tidak memerlukan lahan yang luas. Menurut Mas Anto, kandang berukuran 1x2 meter sudah cukup untuk memelihara beberapa ekor kelinci. "Bahkan lahan minimalis di sebelah rumah pun bisa digunakan," tambahnya. Kuncinya adalah menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di dalam kandang agar kelinci tetap sehat dan tidak stres.
Kedisiplinan dalam Perawatan
Mas Anto menekankan pentingnya disiplin dalam merawat kelinci. Pakan harus diberikan secara teratur, yaitu tiga kali sehari dengan kombinasi pelet dan rumput. "Kelinci membutuhkan kedisiplinan, terutama dalam pemberian pakan dan pembersihan kandang," ujarnya. Kedisiplinan ini membantu kelinci tetap sehat dan tumbuh optimal.
Mengatasi Stres pada Kelinci
Kelinci sangat sensitif terhadap lingkungan yang bising dan stres dapat menyebabkan penurunan nafsu makan hingga kematian. Oleh karena itu, Mas Anto menyarankan agar kandang kelinci ditempatkan di area yang tenang dan jauh dari suara bising. "Sirkulasi udara yang baik juga penting untuk menjaga suhu kandang tetap sejuk dan kering," jelasnya.
Proses Perkawinan dan Panen
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, Mas Anto biasanya mengawinkan satu jantan dengan lima betina. Proses perkawinan dilakukan dengan memindahkan betina ke kandang jantan dan menunggu sekitar 5-10 menit. "Betina akan melahirkan setelah 30 hari hamil, dan anak kelinci siap dijual setelah 70 hari," jelasnya. Dalam satu periode, dari satu paket perkawinan, peternak bisa mendapatkan sekitar 25 anak kelinci.
Perhitungan Keuntungan
Mas Anto memberikan gambaran mengenai perhitungan keuntungan dari budidaya kelinci. "Dengan 25 anak kelinci, jika dijual dengan harga 100 ribu per kilogram, peternak bisa mendapatkan omset sekitar 3.750.000 rupiah," paparnya. Meski demikian, biaya pakan dan perawatan perlu diperhitungkan, yang biasanya sekitar 50% dari omset.
Manfaat Lain dari Budidaya Kelinci
Selain daging, limbah kelinci seperti kotoran dan urin juga memiliki nilai ekonomis. Kotoran kelinci bisa dijual sebagai pupuk organik, sedangkan urin diolah menjadi pupuk cair. "Ini menambah nilai ekonomi dari budidaya kelinci, selain dari penjualan dagingnya," tambah Mas Anto.
Tips dan Pesan
Untuk warga yang tertarik memulai budidaya kelinci, Mas Anto memberikan beberapa tips: "Yang penting adalah disiplin dan menjaga kebersihan serta sirkulasi udara kandang." Bagi yang ingin belajar lebih lanjut, Mas Anto membuka kesempatan untuk mengikuti pelatihan gratis di peternakannya. "Kita juga menyediakan tempat untuk belajar, baik dalam kota maupun luar kota," ujarnya.
Mas Anto mengundang siapa saja yang ingin belajar budidaya kelinci untuk menghubunginya melalui kontak yang tersedia. "Ini kesempatan bagus untuk memulai bisnis agri yang tak pernah mati," tutupnya.
Dengan mengikuti tips dan panduan dari Mas Anto, siapa pun bisa sukses dalam budidaya kelinci pedaging yang berkualitas, anti stres, dan tentu saja, anti rugi.