Sebuah kisah dramatis mengenai Pak Mukti dan Bu Ela dari Jakarta telah mengguncang banyak orang. Pasangan ini, yang dikenal sebagai sosok romantis dan berpengusaha sukses, baru-baru ini bergabung dengan masyarakat Tanpiba Milader Club dengan satu tujuan mulia: melunasi utang mereka yang mencapai 140 miliar rupiah.
Pak Mukti, seorang bekas banker yang kemudian terjun ke dunia bisnis dengan mendirikan pabrik, awalnya meminjam sejumlah besar uang dari bank untuk mendukung bisnisnya. Namun, apa yang dimulai sebagai modal usaha berubah menjadi beban yang sangat berat. Meskipun telah membayar bunga sebesar 168 miliar rupiah, utang pokoknya tetap besar dan menjadi momok yang menghantui keluarga Mukti selama bertahun-tahun.
Selama proses penyelesaian utang ini, Mukti dan Ela menghadapi tekanan psikologis yang luar biasa. Selama dua tahun, Mukti mengaku tidak bisa tidur dengan tenang, terbebani oleh ketakutan dan kegelisahan yang terus menghantui pikirannya. Ini juga mempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan, dengan Mukti mengalami serangan jantung dan bahkan terinfeksi COVID-19.
Namun, berkat komitmen mereka untuk menyelesaikan utang ini, meskipun dengan menjual aset-aset mereka, akhirnya mereka berhasil mengurangi utang mereka menjadi 18 miliar rupiah saat ini. Mukti juga mengakui bahwa pengalaman ini bukan hanya sekadar peringatan atau hukuman dari Allah bagi mereka yang terlalu berani mengambil riba, tetapi juga sebuah pengajaran yang dalam tentang kehidupan dan kesyukuran.
Bagi Mukti dan Ela, kisah mereka menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang, terutama bagi para pengusaha dan masyarakat umum, bahwa hutang bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Mereka berharap pengalaman pahit mereka dapat menginspirasi orang lain untuk berhati-hati dalam mengelola keuangan dan menghindari riba dalam kehidupan mereka.
Kisah ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya pendidikan keuangan yang baik dan memilih jalan yang sesuai dengan prinsip syariah. Semoga perjuangan Pak Mukti dan Bu Ela menginspirasi banyak orang untuk mengubah cara pandang mereka terhadap utang dan kehidupan keuangan secara keseluruhan.