Dalam episode pertama dari seri "Cerita Petani," kita akan melihat kisah inspiratif seorang petani Indonesia bernama Abah Beben, yang menggeluti pertanian talas beneng, atau xanthosoma. Abah Beben menceritakan perjalanan bisnisnya, dari petani sayur-mayur hingga petani talas beneng.
Talas beneng awalnya sering dianggap sebelah mata oleh masyarakat dan petani. Namun, Abah Beben melihat potensi besar dalam tanaman ini. Dia memulai bisnis talas beneng dengan harapan mengubah pandangan orang terhadap tanaman ini, yang awalnya sering dianggap sebagai sampah.
Proses budidaya talas beneng ternyata cukup sederhana. Tanaman ini tumbuh dengan baik di bawah naungan, dan dapat dipanen dalam waktu sekitar tiga bulan. Ciri-ciri daun talas yang sudah siap dipanen adalah jumlah pelepah minimal 4.
Proses pemanenan terdiri dari dua tahap. Pertama, daun yang sudah tua namun masih hijau dipanen dari pohon. Kemudian, daun tersebut diramkan sampai berubah warna menjadi kuning sebelum diproses lebih lanjut.
Proses perajangan daun adalah langkah selanjutnya. Daun yang telah menguning dirajang dan kemudian dijemur. Cuaca sangat memengaruhi proses ini, dan sinar matahari yang cukup diperlukan untuk mendapatkan warna dan aroma yang diinginkan.
Hasil rajangan daun talas beneng ini digunakan sebagai bahan pengganti tembakau untuk merokok. Dengan permintaan yang tinggi dari luar negeri, bisnis talas beneng memiliki potensi ekspor yang cerah. Negara-negara seperti Singapura, India, dan bahkan Dubai telah menjadi pembeli potensial.
Abah Beben berharap agar lebih banyak orang, terutama generasi muda, dapat melihat nilai dalam menjadi petani. Pertanian adalah profesi yang sangat penting dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Abah Beben dan putranya, Dik, siap berbagi ilmu dengan siapa saja yang ingin belajar tentang budidaya talas beneng.
Dalam episode berikutnya dari "Cerita Petani," kita akan menjelajahi lebih banyak kisah-kisah menarik tentang pertanian dan petani di Indonesia.