Ketika Dicaci dan Dihina: Pelajaran dari Merry Riana

Ketika dicaci dan dihina

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak jarang menghadapi situasi di mana kita dicaci, dihina, atau bahkan dibully. Namun, Merry Riana, dalam salah satu video motivasinya, memberikan pandangan yang inspiratif tentang bagaimana kita seharusnya merespons situasi tersebut.

Merry Riana membuka videonya dengan mengingatkan bahwa setiap manusia memiliki pandangan, pilihan, dan pendapatnya masing-masing. Namun, perbedaan tersebut bukanlah alasan untuk mengecam atau membenci orang lain. Kita tidak bisa mengendalikan tindakan orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan respons kita terhadap mereka.

Kisah Pemuda dan Guru Spiritual

Merry membagikan sebuah kisah tentang seorang pemuda yang marah dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada seorang guru spiritual karena perbedaan pendapat. Sang Guru tetap tenang dan sabar, tidak membalas perkataan kasar tersebut. Ketika ditanya oleh muridnya mengapa ia tidak merespons, Sang Guru memberikan analogi yang bijak. Ia bertanya, "Jika seseorang memberimu sesuatu dan kamu tidak mau menerimanya, lantas menjadi milik siapa kemudian itu?" Muridnya menjawab, "Tentu kembali menjadi milik si pemberi."

Sang Guru menjelaskan bahwa kata-kata kasar yang tidak diterima akan kembali kepada si pemberi. Ia mengibaratkan orang yang marah seperti ingin meludahi langit; ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajah mereka sendiri.

Mengelola Sampah Hati

Merry mengingatkan bahwa orang yang marah sedang membuang "sampah hati" mereka. Jika kita menanggapi mereka, kita menerima sampah tersebut. Sebaliknya, jika kita biarkan, sampah itu akan kembali kepada mereka. Ia juga mengajak kita untuk menjadi lebih bijak, dengan tidak menerima hal-hal negatif yang ditularkan kepada kita.

Merry menekankan pentingnya sikap bijak dalam menghadapi situasi negatif. Jika kita tidak mampu mengubah hal negatif menjadi positif, setidaknya jangan mengambil hal negatif tersebut. Dalam dunia yang penuh dengan kebencian, kemarahan, dan dengki, penting bagi kita untuk tidak ikut terjebak dalam lingkaran negatif itu.

Menjadi Pribadi yang Lebih Dewasa

Dalam pesan penutupnya, Merry Riana mengajak kita untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa. Ia mengatakan, "Ketika kamu belum bisa memberi, setidaknya janganlah mengambil. Ketika kamu tidak bisa membahagiakan, janganlah membuat sedih. Ketika kamu sulit untuk menghargai, setidaknya janganlah menghina."

Merry mengingatkan kita bahwa kita layak untuk hal-hal yang lebih baik dan tidak perlu merespons kebencian dengan kebencian. Dengan demikian, kita bisa menjalani hidup yang lebih bermakna dan damai, tanpa terbebani oleh sampah hati orang lain.

Merry Riana, melalui kisah dan analogi yang ia sampaikan, memberikan panduan praktis dan bijak untuk menghadapi situasi ketika kita dicaci dan dihina. Pesannya sederhana namun kuat: kendalikan diri, biarkan hal negatif berlalu, dan jadilah pribadi yang lebih bijaksana.