Dalam upaya meningkatkan kualitas dan efisiensi jaringan Fiber to the Home (FTTH), para ahli telekomunikasi kini semakin mengadopsi topologi jaringan yang melibatkan Optical Distribution Cabinet (ODC) dan Optical Distribution Point (ODP). Inovasi ini tidak hanya mempermudah proses instalasi tetapi juga memastikan koneksi yang lebih stabil bagi para pelanggan.
Menurut penjelasan seorang pakar yang baru-baru ini membagikan wawasan melalui Digital Channel, topologi jaringan FTTH non-rasio menawarkan kemudahan dibandingkan dengan topologi rasio tradisional. "Perbedaan utama antara rasio dan non-rasio terletak pada pembagian redaman sinyal. Pada topologi non-rasio, asalkan redaman memungkinkan, kabel cukup langsung dihubungkan ke Optical Network Unit (ONU) tanpa perlu pembagian redaman yang kompleks," ujarnya.
Dalam implementasinya, OLT (Optical Line Terminal) yang digunakan memiliki 2 pon dengan SPF (Single-Point Fiber) sebesar 9 dB. Dari SPF ini, sinyal langsung diteruskan ke SP1 B8 yang dikenal sebagai ODC. ODC berfungsi sebagai penerima redaman dari SPF dan kemudian mendistribusikannya ke ODP melalui splitter dengan rasio 1:8. Setiap ODP dapat melayani hingga 8 klien, sehingga satu ODC mampu mendukung hingga 64 pelanggan.
Salah satu kelebihan utama dari topologi ini adalah kemudahan dalam pengelolaan dan pemeliharaan. Jika terjadi gangguan pada salah satu kabel, hanya kabel tersebut yang perlu diganti tanpa mempengaruhi seluruh jaringan. "Dengan menggunakan del kabel fiber optik yang berkualitas tinggi, risiko putus atau binding dapat diminimalisir. Ini sangat penting untuk menjaga kestabilan jaringan jangka panjang," tambahnya.
Selain itu, penggunaan kabel fiber optik yang satu core dengan spesifikasi 3tig selling direkomendasikan untuk memastikan koneksi yang optimal. "Kabel yang berkualitas tinggi tidak hanya menjamin redaman sinyal yang baik tetapi juga tahan terhadap kondisi lingkungan seperti terkena layangan atau ranting pohon," jelasnya.
Tidak hanya itu, penambahan pendingin pada OLT juga menjadi langkah strategis untuk menjaga suhu operasional perangkat tetap optimal. "Dengan adanya pendingin, SPF tidak akan terlalu panas, yang bisa mengganggu kinerja jaringan," terang sang pakar.
Implementasi topologi jaringan FTTH dengan ODC dan ODP ini sudah mulai diterapkan di lapangan dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Redaman sinyal yang diukur berkisar antara -11 hingga -12 dBm, menunjukkan bahwa jaringan berjalan dengan baik dan stabil.
Bagi para pemula yang ingin mengimplementasikan jaringan FTTH, disarankan untuk memulai dengan topologi ini karena lebih sederhana dan mudah dikelola. "Topologi ini sangat cocok bagi mereka yang baru mengenal FTTH karena proses instalasinya yang lebih mudah tanpa perlu menggunakan splitter secara berlebihan," pungkasnya.
Dengan inovasi ini, diharapkan konektivitas internet di Indonesia dapat semakin meningkat, memberikan layanan yang lebih baik dan handal bagi masyarakat luas.